Senantiasa Berada

Happy New Year 2017!

It’s been years since I wrote on my own blog..hahahaha shame on me.  It’s been too long until i forgot how to begin with. Douh! So, I begin with greetings!

ALOHA! (so, what’s next?) *…..blank mind….* 

Saya akan mulai dengan bahasa Indonesia, karena tahun ini, adalah waktunya untuk sadar, bahwa saya (ternyata) belum bisa menulis bahasa inggris dengan baik. Hence, menulis bahasa Indonesia dengan baik pun belum juga. Okay, shame on me twice. (Tuh, kan.. entah kenapa jargon dalam bahasa inggris jauh lebih mudah dan lebih awam di banding dengan jargon bahasa indonesia).

Awal tahun 2017 saya memutuskan untuk be more serious. Iya, serius.. bener deh. Serius ini! Baiklah, saya urutkan satu-satu.

  1. Lihat domain di atas. Sudah berganti menjadi www.stefani.id. Dan saya membayar untuk itu. Hahaha… saya mengeluarkan dana untuk ini. Jadi harus bener nih. Saya berjanji kepada diri sendiri untuk konsisten menulis untuk blog ini minimal 1 post / bulan.  Janji!
  2. Saya sudah bertekad bahwa tahun ini bisnis online saya harus jalan. Beberapa orang yang sudah mulai duluan dalam berbisnis online bilang, bikin deadline sehingga kamu tidak terlena. Well, saya sudah punya deadline. Tinggal konsisten jalanin. Nah, itu yang susah. (dudududu….)
  3. Saya serius tahun ini status rumah harus segera diputuskan. Mau ditinggali atau lebih baik dikontrakkan saja. Ibu sudah pasti tidak akan memperbolehkan saya tinggal sendiri. (and I can’t leave her live alone)
  4. Saya ingin kembali menjadi kutu buku. Maksudnya membaca lagi. Terus terang sejak kenal dengan Korean Drama (damn! Itu racun dunia), minat membaca saya menurun. Jadi, kesukaan dengan Drama Korea sudah menjadi addiction yang membuat lupa segalanya. That’s not good. I become autopilot dan tidak bisa mengontrolnya. Jadi, itu harus diimbangi dengan kembali membaca.
  5. Ini rahasia
  6. Ini rahasia
  7. Rahasia juga
  8. Gak akan dibuka di sini keleus
  9. Sudah sampai no. 8 saja kok
  10. Ini apa sih?

Kedua, awal tahun ini cukup menarik. Terutama karena di minggu pertama our CEO’s/Founder/My bosses mendaftarkan kami, level manager, di kelas Mindfulness atau istilah kekiniannya adalah “Senantiasa Berada”. Apakah Mindfulness itu? Semua orang akan memiliki definisi sendiri-sendiri untuk ini. Kalau tanya saya, pun saya masih bingung menjawabnya. Untuk menjawab, saya harus memahami, untuk memahami, saya harus mengalami. Ha!

Tapi, untuk bisa menjadi mindfulness, ada tiga tahap yang bisa dilakukan setiap individu. (Ini menurut coach kami di workshop itu)

Senantiasa mengamati | senantiasa mengalami | senantiasa mengasah –> Amati, Alami, Asah.

Nah, untuk menjadi state of mind di atas, gak cukup sekali – dua kali kita melakukan 3A ini. Ini berjalan terus menerus. Setiap detik hidup kita, karena waktu tidak bisa kembali lagi. Apa yang terjadi 1 jam lalu, atau bahkan 1 detik lalu tidak bisa kembali atau diulang agar kita bisa mengamati lagi. Jadi itu kenapa kita harus selalu melakukan 3A ini.

Saya tidak bisa menjelaskan detil apa yang diajarkan, tapi saya bisa bercerita beberapa hal yang kami lakukan di workshop tersebut.

  1. Bernapas. Yeah, as if everyday we don’t breath. Maksudnya bernapas di sini adalah full aware of breathing activity. Saya terus terang melupakan itu. Napas adalah hal yang otomatis. Tidak perlu sebuah kesadaran untuk melakukannya. Nah, di workshop, kita mencoba menghayati napas. Saat napas dihirup, masuk ke paru-paru, merasakan udara memenuhi para-paru sampai ke alveoli paru-paru kita. Lalu merasakan perut yang mengembung setiap kita menarik napas dan mengempis kita mengeluarkan napas.
  2. Duduk diam. Duduk tegak dari tulang pinggul yaa.. posisi seperti meditasi. Lalu diam. Diam selama 5 menit. Mengamati apa yang muncul di kepala. Apa yang dialami saat kita duduk diam. Berdamai dengan pikiran dan tubuh.
  3. Yoga Flow. Bagian ini adalah bagian favorit saya dari semua. Haha. Ya, terus terang, saya belum mudeng dengan 3A di atas, dan saya belum bisa menjalaninya dengan benar. Tapi bagian Yoga ini, saya menyukainya. (bukan Yoga Nidra ya.. itu saya juga gagal).
    Selain saya memang menyukai Yoga, saya melihat Yoga sebagai sebuah olahraga dan olahjiwa. Setiap gerakan atau sequence dari Yoga membuat saya melatih pernafasan, kesadaran dan juga akhirnya endurance. Selain itu, jika memang benar-benar fokus, yoga bisa membuka aliran energi-energi yang terblok sehingga menjadi lancar dan kita lebih damai dan rileks. Itu kenapa kalau selesai yoga, jadi ngantuk. Menurut saya sih, itu karena kita dalam kondisi rileks dan damai (ya capek juga cuma capek yang menyenangkan bukan yang melelahkan).
  4. Journal. Di akhir workshop, coach kami memberikan kami jurnal untuk diisi. Tentunya agar kami menjalani Duduk Diam dan merasakan napas itu. Jurnal itu adalah salah cara agar kita terasah. Dari mengamati dan mengalami, menuliskan ulang apa yang terjadi adalah untuk mengasah kepekaan kita. Yang mana… sampai hari ini, saya belum isi apapun jurnal tersebut. Wkwkwk. Shame on me..couple of times hahaha.

Sebenarnya dan seharusnya banyak yang bisa diceritakan dalam workshop itu. Tapi saya sadar bahwa saya butuh waktu untuk menuliskannya. Namun, untuk sementara ini, baru ini yang saya bisa sharing.

Saya pun harus mengamati lagi, mengalami lagi, dan banyak mengasah lagi untuk bisa sharing. Jadi, untuk menutup post pertama saya di tahun 2017, sebuah artikel yang bagus bisa saya share  di sini.

10 Suprising Benefits of Keeping A Journal